Kalau di fikir-fikir kenapa ya orang mau datang ke tempat yg entah namanya apa untuk sekedar berfoto saja tanpa bertujuan penting ke tempat itu. Semua berawal sejak Instagram(bukan Negara api) menyerang , ya! mengapa begitu?. Menurut tafsiran primbon ala Satrio Guntoro begitulah keadaanya, sekarang orang rela berdesak-desakan atau menyepi pada suatu tempat hanya untuk berfoto lalu fotonya di upload di akun medsos-nya. Karena kenapa? Apa yang di cari? . Ya tentu saja di repost oleh salah satu akun repost di Instagram dan seseorang(cieee seseorang) yg mempunyai akun tersebut menjadi popular dan followernya bertambah. Saya bisa bicara begini karena saya juga pernah merasakanya. Saya mengaku dan gak mau munafik saya juga pernah terobsesi oleh kata-kata yang disebut repost(curhat). Terus apa manfaatnya?(Mana saya tau). Menurut saya manfaatnya sih kalau dalam konteks “seni” = seorang seniman akan lebih di hargai karyanya jika seniman tersebut memiliki pamor yg tinggi atau bisa di katakan ia sangat mahir dalam bidang seni tertentu. Itu motivasi saya(maaf curhat lagi). Karena saya bercita-cita menjadi photographer jadi motivasi saya ialah memiliki pengikut perjalanan karir saya dan tau proses bagaimana saya sukses(sukses?amin). Maka darinya itu saya suka blusukan brutal masuk ke tempat-tempat nongkrong para lelmbut hanya untuk mendapatkan foto(karya seni) terbaik. Nah, postingan kali ini sebenarnya postingan yg kurang penting karena saya hanya membahas tentang suatu tebing yg tiba-tiba mendadak ramai di Instagram yg menurut “sepengetahuan saya” dan bukan bermaksud “mengklaim”, sayalah orang pertama yg posting di Instagram tentang tempat ini(sepengetahuan saya ya?hahahaha). OK lets the story begin..
Awal saya menemukan tempat ini adalah ketika saya dan pacar saya iseng-iseng melewati Jembatan Selopaimoro sehabis dari Curug Dungwadok, Kedung Miri, Imogiri, Bantul. Saya penasaran jalan apa yg menunggu saya kalau saya menyebrang dari arah utara ke selatan karena itu baru kedua kalinya saya berkunjung ke Kedung Miri. Karena tujuan utama kami laut bekah yg pembaca(yg sudah pernah) tau sendiri jalanya biadabnya bukan maen kami iseng-iseng lewat jembatan itu dengan alasan “jembatan selopamioro adalah jembatan yg menghubungkan 2 desa dan 2 kecamatan di Bantul”(baca tentang jembatan kuning/gantung selopamioro) , jadi siapa tau tiba-tiba kami nyampe Panggang dengan melewati jembatan itu tapi ternyata…jedulanya cuman Kec.Siluk. Apalah daya?.
Dimana sih Lokasinya?
Nah pembaca sudah paham kan alur ceritanya? Kalau gak paham yasudah gakpapa sih #hiks. Terus apa hubunganya sama jembatan selopamioro? (Gak ada!). haha bercanda kok, hubunganya yaitu tempat yg kita bahas kali ini berlokasi di tengah-tengah perjalanan dari Jembatan ke Kec. Siluk atau sebaliknya. Tepatnya di pinggir jalan dan di pinggir kali, kok bisa?(mana saya tahu). Kalau dari arah jembatan tempat ini ada di sebelah kanan tepat sebelum bumi perkemahan(lapangan dengan pohon besar, di sebelah kanan/utara jalan).
 |
| Dari Jembatan-Siluk berarti Kanan jalan |
 |
| Dari Siluk-Jembatan berarti kiri jalan |
Asalnya nemu tempat ini sih cuman iseng-iseng cari jalan, tapi seperti yg dikatakan blogger senior Jogja, Mas Mawi Wijna di blognya Maw Blusuk? “karena tersesat adalah bagian dari petualangan”, maka dari itu kalau belum tersesat belum bertualang namanya.hahaha. Oiya pertama kali saya ngaplod foto tempat ini di Instagram pada awal tahun 2015(30 januari 2015) lalu, waktu itupun masih belum banyak yg ngaplod. Lalu tiba-tiba Negara api menyerang, eh gak ding. Tiba-tiba sekitar April ramai sekali postingan tempat ini di beranda Instagram saya. Busyet niat juga ya orang-orang ini. Cuaca saat pertama saya kesini kurang baik karena mendung putih tapi airny sungainya hijau jadi lumayan mendukung untuk berfoto.ini foto awal mula kami kesini...
 |
| Mlumpat sing duwur nduk! |
 |
| Nek ra pengalaman?OJO haha |
 |
| Enjoy |
 |
| Spot foto juga kan ini? |
Lalu sekitar seminggu(4 Februari 2015) setelahnya ketika saya mau ke Pantai Wohkudu dan Tebing Kesirat saya mampir ke tempat ini lg karena saat itu cuaca benar-benar cerah dan saya berharap mendapat foto bagus, tapi sangat di sayangkan kali ini airnya yang mendadak jadi coffemix.
 |
| Cerah sih tapi Coffemix |
Terakhir saya kesini adalah tanggal 20 Desember 2015 lalu bersama teman saya Iwan. Sayang sekali kali ini air sungai coffemix di barengi dengan awan yg mendung jadi hasil foto kurang menarik, tapi niat saya memang tidak berfoto melainkan take video untuk tugas kuliah saja.
 |
| Iwan Nurwanto, seorang kakak/mas dari 2 adik kembar yang hmmm.. |
Itulah cerita tempat ini menurut saya dan semoga kesoktauan saya tidak membuat pembaca jera mampir ke blog saya yg sederhana ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih sudah berkunjung dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya dan selanjutnya terus. Hahaha
Bye venturer…
0 Response to "Batu Ngehitz Pinggir Kali Oyo, Imogiri"
Post a Comment