Kebanyakan orang berpikir di Gunungkidul hanya ada satu gunung purba yaitu gunung purba nglanggeran tapi nyatanya gak cuman gunung purba nglanggeran yg ada di Gunungkidul. Gunung purba yg akan kita bahas kali ini ini adalah “gunung purba batur” , yg letaknya ada di Desa Balong, Kecmatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Nah gini gaess kenapa bisa dibilang gunung purba ya karena Gunung ini hampir semua komposisinya batuan andesit, itulah yg menjelaskan kenapa di pantai Wediombo tidak ada karang seperti pantai” lain di Gunungkidul atau Geopark Gunung Sewu. Menurut saya sendiri yg pernah melihat langsung batuan di gunung ini sangat mirip dengan gunung purba nglnggeran hanya saja tingginya berbeda.
Rute ke Gunung Purba Batur
|
Peta Gunung "purba" Batur |
Rute Gunung Batur ini lumayan mudah kalian dapat mendakinya lewat pantai Siung atau Pantai Watulumbung, menurut pengalaman saya lebih baik lewat via pantai siung karena akses jalanya lebih enak dan keamananya lebih menyakinkan disbanding via Watulumbung karena menurut saya pribadi jalan ke pantai Watulumbung tergolong ambyar dan untuk naik ke atas Gunung Purbanya tergolong lumayan pereng/terjal.
Nah postingan kali ini nih saya ditemani yg pacar saya yg paling setia Agustin Ika Pratiwi, dan kami berencana untuk berkemah alias camping ceria di Gunung Purba ini. Rencana kami berdua camping kesini karena dulu pernah kesini hanya saja cuma mampir sehabis camping di Pantai Sedahan. OK langsung saja yuk kita mulai ceritanya..
Di siang agak sore(Sabtu, 17 oktober 2015) itu kami berangkat dari rumah doi, dari rumah pacar kami menuju rental alat outdoor kesayangan kami yg ada di Blok O yaitu Sunrise untuk meminjam matras dan senter. Lalu kami mengarahkan si motor ke arah Wonosari melewati Bukit Bintang dan Pathuk. Setelah sampai Wonosari kota kami menuju Kec.Semanu lalu berbelok ke kanan setelah jembatan dan mengarah ke Kec.Girisubo lalu setelah itu masuk gang/jalan desa menuju arah Pantai Watulumbung. Sampai di pemukiman warga dan membayar Retribusi yg di jaga oleh warga sekitar kami melanjutkan perjalanan. Saat itu matahari sudah mulai tenggelam mau tak mau saya agak ngebut motoranya dan sampai di Pantai Watulumbung sekitar pukul 17.30 dan setelah sampai kami memakirkan motor dan langsung naik trekking tanpa beristirahat lama”.
Dengan yakin dan tidak banyak bertanya pada tukang parkir yg hanya membolehkan dan memberi tahu arah dan melarang untuk membuat perapian di atas Gunung kamipun mulai pendakian #eh penekan ding. Medan Gunung Batur ini lumayan berat karena kami trekking itunganya di malam hari tanpa pengalaman apa” di Gunung ini. Mirip-mirip gunung purba nglangeran sebenarnya tapi lebih sadis ini, soalnya waktu itu kami bkin custom trek *haha kami melewati trek yg berbatu, mantap pokoknya lebih mirip climbing tapi gak gtu amat jg sih.
Setelah 5 menit kami berjalan kami istirahat dan duduk di batu andesit ala gunung purba dan mendapati bagian timur kami adalah pantai wediombo di waktu malam hari. Sepi cyin. Cukup sudah istirahat kami, lalu kita hajar kembali trek batu yg terjal itu dengan hanya bermodalkan 1 senter, kami berdua bergantian melewati jalan” terjal itu. Akhirnya sampai juga di akhir medan yg biadab itu tapi selanjutnya suasananya yg bikin ngeluh, sepi dan singupnya bukan maen, kami melewati semak” tinggi ala Gunungkidul yg di dominasi oleh pohon..? apa ya? HAHA anggap saja pohon semak tinggi. Lalu setelah itu kami bertemu ladang warga di atas gunung ini, sangat disayangkan sih ada ladang di gunung yg indah seperti ini. Lalu km berjalan ke arah barat melewati ladang warga dan bermaksud mencari campground yg rata dan bisa melihat laut langsung dari tenda kami, dan berakhirlah kami di suatu tempat di bawah ladang warga yg luamayan rata, tapi banyak semak kecilnya. Untung saat itu kami bawa pisau parang jd bisa membesihkan dahulu semak” kecil yg mengganggu campground dan alhasil tenda kami tetap bolong” terkena semak *haha tak apalah daripada harus trekking lg. Lalu dengan cepat kami mendirikan tenda dan setelah tenda berdiri kami lalu masak dan makan malam setelah itu ngopi terus istirahat. Karena jam masih menunjukan angka false untuk kita tidur, saya keluar tenda dan bermaksud untuk memotret suasana malam sekitar Gunung batur. Ya tapi sayang gear saya kurang bagus di low light. Gear saya saat itu adalah kamera mirrorless Olympus Omd-Em5 yg sepaket dengan lensa kit, yang sampai sekarang masih setia menenmani saya walaupun lensanya agak rewel. Saya tidak dapat banyak poto karena memang saya malas motret kalau gear tidak mau mendukung, lagian niatnya motret milkyway! tapi di bulan Oktober galaksi bimasakti/milkyway sudah berada di barat dan kala itu pun bulan juga berada persis di bawah milkyway, apalah daya? sinar bulan lebih terang dariapada cahaya dari galaxy yg jauhnya.. jauh banget. Sudah malam saya kira dan saya memutuskan untuk menyudahi moetret dan masuk ke tenda untuk menemani pacar saya istirahat.
|
Milkyway dan bulan |
Pagi harinya(Minggu, 18 Oktober 2015) saya bangun pukul setengah 5 pagi dan masih merangkap di tenda. Saya memasak air dan membuat kopi instant yg saya beli kemaren, sekitar 20 menit saya terbangun dan enjoy menikmati kopi, saya membuka tenda dan mendapati matahari akan segera muncul dari arah timur .. luar biasa kata saya.. karena ini pertama kalinya saya melihat matahari terbit di pantai *hahanorak. Tanpa menunggu lama saya kelurakan Optymus(nama kamera saya) dan memotret fajar dan matahari terbit kala itu.
|
Pukul 04.56 wib |
|
Matahari sudah mulai terlihat |
|
Nah itu tenda kami hahaha |
|
Sunrise pertama saya di pantai |
|
Semak-semak |
Sayang sekali si pacar gak mau bangun karena mungkin dia lelah dan baru bangun setelah saya selesai memotret sunrise. Setelah dia terbangun kami lanjutkan dengan acara memasak sarapan dan menyantapnya dengan cepat, tidak lupa di temani si mangga pencuci mulut yg kami beli di jalan dengan harga sebuahnya 7ribu kemarin. Perut kami pun sudah kenyang. Saatnya mengemas peralatan dan barang-barang, lalu berangkat. Terkemas sudah teman” perjalanan kami, kami pun berangkat dan berniat untuk menuruni gunung itu mendekat kearah laut yg saya pikir spotnya benar” indah.
|
Berangkat |
|
Tertarik jalan di semak-semak? |
|
Hati-hati sayang |
|
Batuan andesit bekas lava membeku |
|
View setengah jalan kebawah |
|
Saya moto sunrise dari batu itu, click untuk memperbesar |
Medan kali ini benar-benar ambigu karena banyak percabangan jalan yg kami temui tapi karena siang hari kami jd mudah menemukan mana jalan yg mengarah ke tujuan kami. Ohya jangan berani merokok dan membuang putung rokoknya sembarangan karena saat musim panas gunung ini begitu kering jadi takutnya bisa menyebabkan kebakaran. Setelah trekking tdk bgtu lama kami akhirnya sampai di pinngir tebing yg kami harapkan, ini dia foto-fotonya.
|
Ini Pinggir Lautnya |
|
Cukup untuk 10 tenda cuma agak miring |
|
Di gunung nyantey biar kayak di pantai |
|
Peserta venture kali ini adalah dua sejoli |
|
suegeeer tenaan |
Setelah itu kami mengarah ke arah timur mengikuti jalan setapak yg sudah terlihat jelas, sebenarnya jika mengikuti jalan setapak ke barat lebih mantap viewnya tapi motorku kan di timur jadi next time saja lah ke barat mengambil kitab sucinya.
|
Jalan terus |
|
ayo semangat |
|
Yeaaah ini pulau padarnya Jogja |
|
Istirahat bentar..cekrek |
Trek di pinggir laut/tebing ini semua di dominasi oleh rumput, tapi sayang saya datang saat musim kemarau jadi ya rumputnya garing-ring, dan di pinggir laut ini banyak area yg bisa di jadikan untuk campground karena banyak yg datar dan sepi dari semak-semak biadab jadi tenda kalian bakalan aman, hanya saja di pinggiran ini juga habitat monyet jadi sebisa mungkin berhati” menaruh barang jika mau camping ceria disini, kalau hilang di gondol munyuk kan gak lucu.hahaha.
|
Buat 5 tenda cukup kok |
Oya kalau dari Pantai Siung kan gak mungkin ya bisa langsung liat pantai watulumbung ? bisa kok asal jalan ke timur kayak kami dan viewnya dapet kayak gini! Yomaan emg keren kok! Kalian harus jajal gaess. Dari sini memang viewnya keceee badai gaess tapi ingat banyak monyet dan katanya warga sekitar monyetnya agak galak kayak monyetnya mantanmu.hahaha jd hati-hati aja sih, saya bilang ada monyetnya bukan karena di beri tahu warga lho saya lihat dengan mata saya sendiri grombolan genk monyet itu jadi jangan di sepelekan ya walaupun cuman monyet dan jangan beri makan juga biar gak kayak monyet yg di Bali, bandel bgt.
|
laut biru itu sebiru hatiku ke kamu |
|
Lumayan kan? |
|
View dari Gunung Purba Batur, pantai Watulumbung dan pantai Wediombo |
|
Mau poto kayak gini? datang saja ke Gunung Batur |
Setelah jalan kaki yg gak jauh” amat kami capek juga karena matahari saat itu hoaah sangat-sangatlah panas, bikin kepala pusing. Jadi ¾ dari perjalanan, kami putuskan untuk menepi dan istirahat ke bukit yg sebelah kanan ini.
|
next sebelah kanan |
Sampai di bukitnya kami leren” bentar sambil melihat viewnya yg benar-benar indah. Setelah cukup istirahat dan baterai kamera sudah habis kami lanjutkan perjalanan kami.
|
istirahat dulu |
|
Pusing pala barbie |
Trek berikutnya adalah pinngir laut beneran! Tidak di atas gunung lagi tapi ya lumayan jauh dari laut kira” 20 meteran. Tidak sampai 10 menit kmi berjalan akhirnya kmi sampai di pantai watulumbung tempat memarkirkan motor kami semalam. Lalu kami beristirahat sambil wedyangan di Warung kecil di atas pantai itu yg dulu juga pernah kami jajani. Harganya jajananya relative sama seperti di pantai lain, disini juga jual Kripik rumput laut lho gaess, gimana rasanya ? coba saja sendiri, murah kok cuman 2ribu. Tidak lama kami istirahat kami lalu karena hari mulai panas dan kami berharap tidak pulang kesorean kami berpamitan pulang pada bapak penjual dan membayar jajanan kami. Selepas itu kami mengambil motor di parkiran dan membayar parkir sebesar 5ribu rupiah(harga wajar) dan berangkat pulang.
Mau Pulang? Melipir Dulu ah…
Singkat cerita, di perjalanan jalan girisubo-semanu dan semanu-wonosari kota yg membosankan kami memutuskan tidak langsung pulang karena lapar tapi takut jajan dan lagipula logistic yg kami bawa kemarin masih ada. Jam masih menunjukan pukul sekitar 12 siang jadi kami akhirnya melipir dulu.hahaha
Rencana melipir yg kami buat dadakan di jalan td adalah ke Hutan Pendidikan Wanagama untuk masak-masakan mie, mana itu ? Ya sanalah bsok saya tulis artikelnya haha. Kami tidak lupa melewati jalan yg belum pernah saya lewati sebelumnya hanya untuk mencari spot buat dapur kami. Di pentokan jalan yg kami kehendaki untuk berbalik arah kami melihat ada orang adus kali yg spotnya lumayan menarik. Kayak gini nih dari atas.
|
Kalau ada yang mau coba bisa saya ikut..hehe itu lingkaran merahnya adalah orang adus kali. |
Saya tak mengambil banyak foto dan tak lama di tempat itu karena lapar sudah menjadi-jadi akhirnya kami menemukan tempat yg lumayan kompeten untuk di jadikan dapur, tempatnya ada di sebelah utara jembatan buntu hutan wanagama tapi nyebrang kali dikitlah..
|
Dapur kami indah berseri-seri |
|
Bukan acara masak-masakan, cuman masak biar mie gak lapar |
Setelah kenyang kami lanjutkan untuk pulang walaupun hari belum terlalu sore karena harus mengembalikan barang sewaan juga ke Sunrise.
Capek juga nulisnya saya, yasudah tak sudahi saja ya venture kali ini udah panjang banget soalnya menurut saya tapi semoga pembaca selalu menikmati tulisan saya yg sederhana dengan kosakata yg amburadul ini. Terima kasih sudah membaca artikel yg lumayan panjang ini ya pembaca, semoga pembaca di berikan kesehatan dan ketidak jombloan di tahun 2016 ini.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya..
See ya venturer.
Related Posts:
0 Response to "Camping Ceria Gunung Api Purba Batur via Watulumbung"
Post a Comment