Pendakian Gunung Mebabu via Suwanting

merbabu via suwanting

Berawal dari postingan ig seseorang, yg saya pikir jarang karena foto postinganya melewati jalur yg saya pikir terasa asing di benak saya. Karena saya seseorang menyukai hal yg jarang-jarang saya cari-cari referensi tentang jalur yg mempunyai basecamp di Dusun Suwanting. Saat itu belum begitu banyak blog(hanya beberapa) yg menulis artikel tentang jalur ini jadi referensinya seadanya saja. Menurut referensi yg saya baca jalur ini awal di buka pada tahun 1990 lalu entah dengan alasan apa jalur ini ditutup pada tahun 1998. Mungkin memanfaatkan lifestyle anak jaman sekarang yang sukak bingo naikz goenoeng jalur ini kembali buka pada pertengahan Maret 2015. Pintar sekali pengurus basecamp ini, pas marak-maraknya pendakian jalur gunung lalu di buka lg. Dan yg menarik menurut saya adalah di Jalur ini tersedia Mata Air jadi tidak perlu membawa persediaan air terlalu banyak. Yang lebih menarik “katanya Jalur ini jalurnya landai badai” itu sih KATANYA, tapi kenyataanya? Haha yuk cuss.
merbabu via suwanting
Bunga Edelweiss dan Merapi
Setleha pertimbangan matang karena saya melakukan pendakian kali ini hanya ditemani pacar saya Agustin Ika Pratiwi, kami pun memutuskan pendakian pada hari Minggu tanggal 20 Juli 2015 yaitu 2 hari sehabis Hari Raya Idul Fitri. Kami ambil tanggal itu karena tentu saja saya menyesuaikan jadwal kerja paar saya yg libur hari raya Idul Fitrinya tidak begitu lama. Setelah menentukan saatnya kita packing, sudah semua? Yok berangkat
merbabu via suwanting
            Kami berangkat dari Jogja sekitar pukul 10.30 wib dan mengarahkan motor kami ke arah Ketep Pass karena jalan ke Basecamp sama dengan jalan menuju ketep pass. Tidak lama dari ketep pass kamipun sampai di basecamp Suwanting indah yg berada di dusun Suwanting dan langsung di sambut oleh pengurus basecamp. Kami sampai sekitar jam 13.00 wib karena jalanya lumayan macet(maklumlah arus balik). Kami juga bertemu rombongan lain yg nantinya membantu kami pada pendakian kali ini dan menjadi teman juga sampai sekarang. Mereka dari KPG regional Barlingmas Cakep, Purwakarta. Saat itu mereka ada 4 personil yaitu Mas Woyo, Saiphul, Alvin dan …. Dan sampai sekarang yg saya masih kontak-kontakan adalah dengan mas Woyo.Lalu kami registrasi dengan mencatat nama kami di buku yg sudah di siapkan para penulis. Sudah satu jam kami beristirahat kamipun memutuskan untuk menanjak duluan dan selang 10 menit disusul rombongan mas Woyo dkk.Oh iya tentang cuaca kali ini memang benar-benar bersahabat, langit cerah dan angin sedang menemani sepanjang perjalanan kami.

Basecamp – Pos 1.(14.30-15.00)
            Dari basecamp menuju Pos 1 merupakan jalan yg seharusnya di kurangi dan basecampnya di pindah agak ke atas haha ya males saja setengah jalan dari basecamp ke pos 1 jalanya blok semen, nanjak lg. lalu setelah melewati jalan semen blog kami bertemu jalan setapak tanah liat yg landai, tidak ada yg special saat melewatinya yg special hanyalah kelandaian jalan setapak ini. selang 5 menit kami berjalan kami pun sampai di Pos 1. Pos 1 merupakan camp 1 karena bisa di katakana cukup lebar untuk mendirikan 10-15 an tenda. Di pos 1 ini menurut saya cukup indah karena di dominasi oleh Pohon Pinus yg tinggi dan teduh.
Pos 1 - Pos 2.(15.30-19.00)
Pos 1 ke pos 2 merupakan medan yg menurut saya pribadi cukup biadab. Awalnya kita di suguhi medan yg landai tapi setelah 15 menit berjalan dan menemui pos bayangan Lemba Gosong, di pos bayangan ini hanya muat 1 tenda. Lalu selanjutnya kita ketemu jalur menanjak. Mulai dari sini lah kekejaman jalur suwanting terlihat. Setelah istirahat sekitar 30 menit dan mengebrol dengan pendaki lain dari Jogja kami melanjutkan menuju Lemba cemoro. Kali ini medanya adalah tanjakan dengan tanah yg licin ala musim kemarau yg berdebu/tanah kering. Tanah kering ini tingginya sekitar mata kaki jadi sangat disarankan berhati-hati di setiap melangkah. Pikirku cuman yg repot pasti turunya ini. Setelah sampai Lemba Cemoro kami buka-bukaan, eit buka-bukaan logistic maksutnya lalu istirahat sambil ngopi. Disana rombongan mas Woyo sudah sampai duluan ditambah rombongan dari Bekasi beranggotakan 2 laki-laki daan 3 perempuan. Karena waktu sudah menunjukan saatnya adzan maghrib adi kami menunggu agak lama smbil menikmati sunset dari lembah cemoro. Setelah adzan selesai kami berdua pun bergegas dulu meninggalkan rombongan di karenakan kami lambat jalanya jadi sebisa mungkin gak mau membuat rombongan tambah lambat kalau menunggu kami. Selang beberapa 15 menit akhirnya sampai juga kami di pos 2/pos bendera. Kalau di tanya ada bonusnya apa nggak? Haha jangan berharap ada bpnus di jalur suwanting, ada landainya paling juga di pos” saja haha. Di pos 2 ini tempatnya lumayan lebar mungkin kira-kira bisa mendirikan 5-6 tenda.

Pos 2- Hampir Pos 3(19.00-21.00/lebih)
Tidak lama kami menunggu rombongan mas Woyo dan rombongan Bekasi akhirnya mereka datang juga kami beristirahat tidak lama dan setelah ini kami memeutuskan berjalan bersama rombongan karena cari aman dan cari teman. Hahaha. Mengapa kami memutuskan gabung? Karena kami cuman bawa 1 headlamp itupun redup-redup pie gitu hehe tapi alasan lain agar dapat teman juga karena berdua saja lewat jalur suwanting di malam hari itu…joss pokoke.haha. lalu kami meneruskan perjalanan menuju pos 3 dengan semangat yg sepertinya sudah tinggal 25% saja soalnya pos 2- pos 3 sudahlah tidak cukup biadab tapi sangatlah biadab. Tanjakan jahanamnya terjal sekali dan jalanya juga bercabang-cabang walaupun nanti ketemunya di titik yg sama. Jalan bercabang ini ada 2 tipe, yg pertama biasanya yg lurus di hajar tanjakan brutal, yg satunya belok agak landai tapi muter terus agak brutal lagi. Gak ada pilihanya lah menurut saya.

Di jalan menuju pos 3 ini para pendaki akan menemui sebuah Pos bayangan yg menurut warga sekitar lemba Manding adalah spot paling angker di jalur ini dan ketika memasuki lemba manding dan keluar dari lemba manding pendaki harus mengucap salam, ya selayaknya orang bertamu eh satu lagi dan jangan mengeluh di lemba manding. Menurut saya sih peraturan seperti ini sudah sepantasnya di lakukan oleh para venturer dimanapun mereka berada, tanpa di ingatkan. Sudah sewajarnya saja ketika kita masuk rumah orang pasti kita harus mengucap salam dan tidak banyak mengeluh agar pemilik rumah itu tidak merasa tersinggung. Jadi menurut saya seharusnya peraturan ini sudah diluar kepala bagi para venturer.
Lanjut lagi setelah melewati lemba manding ini jangan harapkan bisa mendaki ceria.hahaha. setelah lemba manding adalah medan terberat yg di miliki jalur suwanting ini. Untung saja kami gabung robongan mas Woyo dkk kalau tidak bisa bikin tenda di tengah jalan pastinya. Medanya sih masih sama berupa tanah kering tapi ini lebih licin dan tanjakanya lebih terjal pula. Karena medan yg tidak mendukung dan kelihatanya kondisi fisik salah satu perempuan di Rombongan Bekasi akhirnya mereka mendirikan tenda pertigaan ke 3 dari pos 3 ya masih lumaya jauh dari pos 39hanya muat 1 tenda). Kami pun melanjutkan dengan rombongan mas woyo tapi lagi-lagi karena fisik dan kelihatanya pacar saya sudah gak kuat kamipun mendirikan tenda jua di pertigaan terakhir menuju pos(hanya muat 1 tenda). Apalah daya setengah jalan kami sudah tumbang. Rombongan mas woyo pun meneruskan menuju pos 3 dan berencana mndirikan tenda disana, yasudah kita ketemu bsok pagi lg bro woyo dkk!. Setelah kami mendirikan tenda dan makan kamipun istirahat sangat lelap.
merbabu via suwanting
Ngupil,upile gedhe-gedhe

Hampir Pos 3-Pos 3(7.00-7.30)
 Setelah tidur yg lelap kami di karenakan kecapekan kami bangun pukul 6 pagi dan segera memasak untuk sarapan dan menyiapkan summit attack. Sudah terisi perut kami akhirnya dengan yakin kami lanjutkan pendakian ini. Saat itu kami hanya bawa 1 carrier berisi logistic dan barang” penting kami untuk summit attack, dan meninggalkan tenda yg di dalamnya berisi carrier yg saya pake semalam dan barang” sperti SB, pakaian dsb. Kami sudah tidak peduli lagi tentang barang kami saat itu, ya hanya bisa berdoa saja semoga tidak ada yg usil mengambiil barang kami, saya percaya kok pendaki jalur sepi itu pasti baik-baik orangnya karena pasti sudah terlatih.hahaha(tp saya belum terlatih). Persiapan kamipun sudah matang dan akhirnya kami berangkat menuju pos 3. Di jalan menuju pos 3 ini pembaca akan menemui mata air yg berada tepat di samping kiri jalan. Awalnya saya ragu kalau mata airnya adalah pralon yg mengeluarkan air ini di karenakan referensi yg say abaca kami harus berjalan sekitar 10 menit untuk sampai di mata air. Tapi ternyata ketika kami berjalan sekitar 50meter jalanya berubah jadi kacil dan agak tertutup semak-semak yasudah kami memutuskan untuk balik dan mengambil air di pralon yg berada tepat di kiri jalur menuju pos 3.dari sini kami sudah bisa melihat Gunung Merapi dan Gunung Sindoro-Sumbing-Prau dari kejauhan.
merbabu via suwanting
Cari Air
merbabu via suwanting
Merapa dari mata air
merbabu via suwanting
Sindoro-Sumbing-Prau dari mata air
Setalah air terisi kami melanjutkan perjalanan yg kali ini jalurnya paling miring tapi hanya sebentar saja melewati jalur ini kamipun sampai di pos 3. Yang saya kecewakan adalah ternyat pos 3 itu tidak jauh dari tenda saya jadi kalau semalam lanjut mungkin 30 menitnya sudah sampai di pos 3, apalah daya saya cuman pendaki ceng-cengpo. Pos 3 ini adalah batas vegetasi antara hutan dan sabana sebenarnya sih di mata air sudah batas vegetasi sih. Pos 3 merupakan lahan datary g cukup luas dan mampu menampung sekitar 15-20 tenda dan tempatnya cukup tertutup dari angin karena masih banyak pohon besar di sekitar pos 3 ini. dan di pos 3 ini sudah terdapat banyak pohon bunga edelweiss yg saat itu beruntung sekali kami dapat meliahatnya mekar. Kamipun juga bertemu dengan rombongan mas woyo dan mampir sekedar menyapa mereka.

Pos 3-Puncak(8.20-12.00)
Setelah istirahat dan menyapa teman saya kami melanjutkan perjalanan dari pos 3 menuju Puncak. Jalur kali ini di dominasi oleh sabana, ya semuanya sabana tapi treknya ttp kejem book. Sabana Jalur Suwanting ini sangat indah dan di sepanjang perjalanan kami di manjakan dengan bunga edelweiss di kanan-kiri jalur ini. Yang menariknya merapi sangat terlihat dekat di pandang,syedap sekali pokoknya. Kami juga sering ketemu pendaki yg mau muncak eh banyak malahan. Jalur sabana menuju puncak ini kira-kira kita akan melewati 4 bukit-bukit cantik jadi ya semangat ya nanjaknya.
Di sabana suwanting ini sangat sedikit juga jalur landainya ah bisa di itung lah. Yausadah karena foto sudah tersedia di sabana ini saya lanjutkan ke foto dengan captionya saja ya.Capek cyiin nulisnya.
merbabu via suwanting
Masih segar
merbabu via suwanting
Sehabis pos 3
merbabu via suwanting
Background Merapi
merbabu via suwanting
Background sindoro-sumbing-prau
merbabu via suwanting
Background tanjakan 
merbabu via suwanting
Masnya yg moto
merbabu via suwanting
Senyum Pasrah
merbabu via suwanting
Bukit ke 3
merbabu via suwanting
Bukit ke-tiga dan barenga
Akhirnya puncak sudah di depan mata gaess. Jalanya landai pula. Ayo ngebut.
merbabu via suwanting
Puncak oh Puncak
merbabu via suwanting
Nyandid di puncak
merbabu via suwanting
Sabana Selo dari Puncak
merbabu via suwanting
Gendong-gendongan di puncak
Puncak-Camp kami
Sudah puas muncaknya yg hanya di Triangulasi karena kenteng songo mbludak, males juga sih jadi kita putuskan untuk turu agar tidak pulang kemaleman. Perjalanan turun dari puncak menuju Camp kami tidaklah memakan waktu terlalu lama karena jalurnya menurun jadi enak buat ngebut. Akhirnya kmai sampai di Camp kami yg berada di bawah pos 3 dan saya jadi ingat pagi mau muncaknya saya meninggalkan tenda saya di sana buru”lah saya mengecek barang-barang saya dan Allhamduluillah semua aman terkondisikan. Haha lalu kami memasak dan makan setelahnya packing dan melanjutkan turun ke bascamp.
merbabu via suwanting
Turun ke camp
merbabu via suwanting
Turun ke camp juga

Camp kami-Basecamp
Kira-kira saat itu waktu menunjukan pukul 14.50 lalu kami berangkat turun dari camp tepat pukul 15.00, samalah ketika pandakian dari basecamp. Di karenakan medan yg licin dan kaki yg sudah reot tekblung(sudah tua mungkin) kami berjalan eh lari dengan pelan-pelan yg penting selamat dan linu di kaki tidak tambah banyak. Di jalur ini sangat tidak recommended kalau perjalanan turun memakai sepatu, lunyu cyin. Saya saja mungkin hampir lebih dari 10 kali ndelosor karena licinya tanah kering yg tingginya di atas mata kaki. Jadi kalau gitu mending nyokor alias gak pakai alas kaki gaess!, lebih flexible dan lebih enak ndelosornya. Dari lemba manding kamipun akhirnya nyokor ceria lebih enak sih larinya kalau gak pake sepatu. Saat itu yg kasihan adalah pacar saya, dia dapat oleh-oleh dari suwanting kuku jempolnya berdarahsemua, yasuda kita jalanya pelan” saja.

Perjalanan turun saat itu lancar sampai kami tiba di lemba cemoro. Kaki sudah tak kuat untuk berjalan bisanya cuman lari-lari kecil teus ndelosor. Dan setelah lemba cemoro pun hari sudah mulai petang sedangkan headlamp yg kami bawa juga Cuma 1 itupun sudah mbleret/redup jadi dengan terpaksa kami berjalan bergantian dari pos 1 hingga jalan blok semen. Caranya gini nih, pertama saya jalan pake senter duluan terus saya berhenti dan menerangi pacar saya berjalan haha gitu tersu dari pos 1 sampai jalan blok semen. Sesampainya di jalan blok semen saya sangat meresa lega..woaaah rasanya kayak iklan sprite gitu deh.
merbabu via suwanting
Selfie dulu dek
Karena pacar saya sudah tidak kuat kami memutuskan untuk berisitiraht disana sambil menunggu ada orang yg lewat menggunakan motor. Tidak lama kami menunggu akhirnya si dia yg saya tunggu datang juga dengan cepat saya bertanya kalau saya mau numpang ke basecamp dan akhirnya di perbolehkan dan dengan cepat pula saya mengangkut barang-barang saya dan membonceng bapak-bapak itu. Setelah sampai basecampa saya mengambil motor lalu menjemput pacar saya yg sudah KO di persimpangan blok semen itu. Dan akhirnya kami berdua selamat sampai basecamp dengan keadaan kaki pegel-pegel gurih ennaa. Lalu kami mambersihkan diri di Basecamp dan numpang istirahat sebentar disana. Selang satu jam kami sampai rombongan mas Woyo pun juga sampai di basecamp, lalu kami mengobrol bentar dan bertukar kontak agar nantinya bisa naik-naik ke puncak gunung baren lg. Waktu menunjukan pukul 21.00 dan pacar saya yg saya suruh istirahat td juga sudah terbangun akhirnya kami berpamitan pada rombongan mas Woyo dan Pengurus Basecamp lalu ngebut ke Jogja. Ahirnya…
merbabu via suwanting
Sobo kebon leh uga
Kami sampai dirumah pacar saya sekitar pukul 23.00, dengan ngebut ngawur-ngawuran pastinya dan saya pun juga pulang allhamdulillah dengan selamat. Udah segini saja ya cerita dari saya mendaki lewat jalur suwanting ini. Mohon maaf jika ada salah kata terimakasih sudah nanpir.
Semoga pembaca sehat selalu..

Byeee…

Related Posts:

0 Response to "Pendakian Gunung Mebabu via Suwanting"

Post a Comment