Hallo apa kabar pembaca? Kali ini saya akan membagikan
cerita tentang pendakian Gunung Sumbing via jalur Bowongso yg terletak di desa
Bowongso, Kec.Kalikajar, Kab.Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, yang berada di
kawasan lereng gunung sumbing. Topologi desa Bowongso adalah dataran dengan
ketinggian 1200-1400 dpl, dan dengan suhu udara rara-rata 18 - 25 derajat
celcius dan dengan tingkat kelembaban 65 - 85 %, secara administrasi desa
Bowongso memiliki luas wilayah seluas 323,35 ha.
Jika pembaca dari Jogja
ada 2 rute yg bisa di tempuh untuk sampai ke Desa Bowongso
·
Jogja-Magelang-Purworejo
lalu Wonosobo
Lalu jika
memilih ara Purworejo, dari Wonosobo paling enak adalah mencari dulu dimana
letak Polsek Kalikajar setelah itu mencari bakso rudal/geranat saya lupa dan
ada jalan ke kanan agak menanjak lalu ikuti jalan itu terus dengan sedikit
bertanya pembaca pasti sampai di Basecamp Bowongso.
·
Jogja-Magelang-
Secang-Temanggung-Parakan lalu Wonosobo
Sedangkan jika
mengambil jalur panjang dari arah Jogja itu lebih mudah, ambil jalan ke kiri(pasar
pleret) setelah sampai pasar ke selatan saja ikuti jalan dan sampai ketemu
pertigaan agak menanjak belok kiri lalu ikuti jalan terus(banyak tanya).
Kalau kurang paham saya
sarankan untuk banyak bertanya karena memang arah ke basecamp agak njilmet..
Setelah prepare dari
seminggu sebelumnya kami bersiap di malam hari sebelum pendakian di warung
mercon Febri, peserta pendakian kali ini adalah Febri, Ardian, Ika(Pacar saya)
dan terakhir saya sendiri. Bermodal penasaran dan “katanya, temanya Ardian ada
juga yg mau melewati jalur Bowongso ini jadi bisa tambah teman lah” pikir saya.
Di malam itu kami berencana berangkat bersama-sama teman ardian juga dan berharap
bisa berkumpul jam 7 pagi tepat. Tapi sangat di sayangkan saya telat dan baru
sampai jam 7.45 pagi dan teman ardian dan pacarnya pun sudah berangkat. Yasudah kami memutuskan untuk berangkat
sendiri dengan bekal nama kecamatan dan desa haha.
Singkat cerita
sampailah kami di kota magelang dan memutuskan melewati jalan
magelang-purworejo-wonosobo. Saat itu kami mengandalkan google map dan tersesat
ke purworejo cukup jauh hehe tersesat sendiri kira-kira memakan waktu sekitar
1,5 jam. Ya beginilah kalo ngandalin google maps dan kesoktauan saya haha.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4-5 kami pun sampai di dusun Bowongso
pada pukul 12.30 (belum di basecampnya).
Lalu kami bertanya pada warga dimana letak basecamp
bowongso gunung sumbing pada warga setempat dan mereka memberitahukan
basecampnya masih di atas padahal firasat saya dusun bowongso adalah dusun
terakhir/teratas di daerah ini. Hampir 5 kali saya bertanya warga setempat dan
sangat disayangkan saat itu hujan deras sekali, kami memutuskan untuk berteduh
di suatu bangunan tempat pupuk(ujung jalan desa bowongso). Hujan turun sangat
deras dan baru selesai sekitar pukul 13.45.
Setelah hujan reda kami pun
meneruskan perjalanan dengan medan jalan yang 100% susunan batu semua, kalau
aspal mah sujud syukur saya tapi ini batu je. Selang 15 menit motoran kami pun bertemu 2 pendaki
lain(pasangan) dan ternyata tak disangka-sangka mereka adalah temanya Ardian,
busyet sebenarnya basecampnya dimana ini?.
tempat berteduh |
Kami pun bertanya pada
mereka tentang letak sebenarnya basecamp bowongso berada dan terjadi percakapan
seperti ini :
Saya : Mas basecampnya
dimana sebenarnya?(sambil heran kok mereka jalan kaki)
Mas Arif(teman Ardian)
: Basecampnya udah di bawah tadi mas
Saya : Lha kok? Lha
kok? Tadi saya tanya warga, katanya masih di atas mas basecampnya?.
Mas Arif : Gak mas ini
sudah jalan ke Jalurnya basecampnya td di bawah di tempet pak Lurah.
Saya : Lha terus gimana
ini mas? Balik berarti?
Mas Arif : iya mas
kalau mau registrasi sama nitip motor ya di bwah sana dekat/bawahnya
masjid yang gede itu
Saya : Oh yaudah saya
naruh barang di sana dulu sama nurunin pacar saya dulu mas lalu
kesini
lagi.. tunggu ya mas?
Karena jalan yang kami
lewati sudah cukup jauh akhirnya saya meninggalkan barang dan pacar saya di
akhir jalan batu itu dan turun ke bawah dan memperingatkan febri dan ardian
yang masih tertinggal di belakang untuk balik lagi. Pertama saya bertemu Febri
dia memakai motor dan saya suru untuk meninggalkan barang bawaan dan turun
untuk menitipkan motor ke bawah. Lalu saya bertemu Ardian yang sedang jalan
kaki ke atas dan mengangkutnya kebawah menuju rumah pak Lurah. Seperti firasat
saya basecamp pak Lurah adalah rumah yang saya lihat banyak stiker komunitas
Gunungnya td sebelum hujan. Lalu kamipun meminta izin pak lurah dan menunggu
febri datang . akhirnya febri datang bersama ika pacar saya, duh kok si ika ya
bodo bgt udah tak suruh tunggu di sana malah balik lagi ke tempat pak lurah,
padahal jarak antara tempat pak lurah dan tempat naruh barang tidak dekat alias
jauh(nanjak pula -_-). Yasudahlah mau gimana lagi udah terlanjur, cukup lama
kami di tempat pak lurah ini karena dia sibuk pegang laptop jadi kami tak enak
mau mengganggunya hanya untuk melayani kami, ya akhirnya kami menulis nama kami
di buku registrasi tanpa di persilahkan oleh pak Lurah lalu berpamitan dengan
beliau saat kami mau berangkat. Oh ya menurut saya basecamp dusun bowongso ini
kurang ramah dan fasilitasnya kurang well, ya mungkin karena jalur jarang di
daki atau gimana yg jelas kalau kamu baru pertama kali daki sini jangan heran
ya sama pelayananya. Kata bang Andre temen ketemu di Gunung ini sih bilang..
Pak Lurahnya mungkin sibuk fesbukan.hahaha.
Karena tak enak membuat
mas Arif menunggu lama kamipun segera berangkat jalanya sih lumayan nanjak
licin lagi setelah hujan dan setelah seperempat perjalanan si febri malah
ninggal hape di tempenya pak lurah.. duh bang febri.. akhirnya dia balik ke
rumah pak lurah. Lalu kami berdua(saya dan pacar saya) melanjutkan perjalanan dengan
ritme yang slow tapi pasti sedangkan Ardian sudah ngebut di depan. Tak lama
berjalan hujanpun mulai turun lagi untungnya kali ini kami berdua sudah
persiapan pake mantrol sebelum hujan sedangkan Ardian yg seudah di depan
berhenti di tempat peneduhan pupuk/tai. Selang beberapa menit febri pun sudah
terlihat menyusul kami. Dan akhirnya tempat berteduh barang dan teman kami
terlihat juga dan sampailah kami disana. Sebenarnya pendakian kali ini yg
paling mengesalkan adalah saya belum sempat gantai celana dan masih pake jeans
yaudah berangkat pake jeans saja dan perut belum terisi dari pagi tapi yaudah
yook berangkat.. Yosh siap brangkat.
Tempat Berteduh – Gardu Pandang(0,5 jam)
Check Point pertama
kali ini adalah Gardu Pandang. Medan awal pendakian di dominasi oleh tanah liat
dan di tenganhnya terdapay susunan batu seperti jalan sebelumnya medanya belum
terlalu berat masih tanjakan-tanjakan manja kecil. Kita di suguhi dengan
ladang penduduk di sekitar perjalanan dan
tentu saja karena cuaca agak manja kita juga di suguhi kabut. ‘yeay’.
Sebenarnya medan ini masih bisa di naiki menggunakan motor dengan catatan harus
sangat berhati-hati.
Jalan Bercabang |
Gardu Pandang – Pos 1(45 menit)
Setelah melwati gardua
pandang medan selanjutnya masih di dominasi oleh tanah liat tapi view kiri
kanan kita sudah tidak ladang warga setempat lagi melainkan hutan, saat itu
hari sudah mulai gelap dan suasananya cukup bikin merinding. Jalur menuju pos 1
ini sempit dan banyak terdapat pohon tumbang. Oh ya di pos 1 ini mungkin bisa di dirikan 2-3
tenda tapi dempet-dempetan.
Pos 1 |
Pos 1 |
Pos 1 – Pos 2(1,5 jam)
Setelah melewati Pos 2
kita akan di hadapkan dengan hutan juga juga cuman yg ini lebih lebat dan
semak-semaknya pun juga banyak. Sangat disarankan menggunakan celana panjang
karena kita juga tak tau kan apa yang akan menggigit kita dari dalam
semak-semak. Untuk tanjakanya masih tergolong standard dan banyak bonus.
Di tengah-tengah antara pos 1 dan pos 2 ada campground juga namanya camp plalangan, tapi sepertinya cukup untuk 3 tenda saja. Di jalaur dari pos 1 menuju pos 3 di sarankan berhati-hati juga untuk melangkah karena ketika hujan turun medan yg di lalui untuk sampai ke pos 3 benar-benar licin.
Di tengah perjalanan pacar
saya sudah sambat “ngeleh alias laper” sedangkan jalurnya tidak memungkinkan
untuk mengeluarkan peralatan kami memasak akhirnya saya putuskan kami berdua
akan buka tenda di pos 2 saja daripada ngoyo naik ke pos 3 tapi kondisi tak
memungkinkan. Akhirnya kami sampai juga di pos 2 dengan urutan barisan
terakhir.
Dan disana sudah ada 1 tenda yang berdiri, mereka rombongan dari mas
Andre dari Jogja. Eh nanti aja cerita kenalanya sekarang kita lanjut mendirikan
tenda. Kami berdua memilih tempat ini karena sepertinya tempat ini rawan dari
badai dan lagi pula di bawah pos 2 ada mata air, jadi ya gak takut kehabisan air.
Kala itu febri dan Ardian juga ikut mendirikan tenda di pos 2 padahal saya
udah bilang kalau mau lanjut, lanjut saja boleh, sedangkan mas arif melanjutkan
perjalanan ke pos 3 dan berencana camp disana. Setelah tenda berdiri kamipun
masak masak dan ngopi lalu ngobrol-ngobrol sebentar sama rombongan mas Andre.
Rombongan mas andree di personili oleh 3 orang yaitu mas Andre sendiri, mas
Ryan Bahtiar dan Mas Rian Febriyan. Mereka asli Lombok tapi berdomisil di Jogja
untuk berkuliah. Setelah kenal saya pun masuk dan tidur.
Camp Plalangan |
Di tengah-tengah antara pos 1 dan pos 2 ada campground juga namanya camp plalangan, tapi sepertinya cukup untuk 3 tenda saja. Di jalaur dari pos 1 menuju pos 3 di sarankan berhati-hati juga untuk melangkah karena ketika hujan turun medan yg di lalui untuk sampai ke pos 3 benar-benar licin.
Medan sebelum pos 2 |
Masalah dengan penamaan? saya juga. |
POS 2 |
Pukul 00.00 wib suara
kembang api membangunkan pacar saya yg otomatis dia membangunkan saya juga dan
kamipun menengok sebentar kembang api tersebut tanpa memotretnya lalu kembali
tidur(capek sih udah gak nafsu ngapa-ngapain). Sebetulnya agak kecewa karena
tidak memotret kembang api tapi ya gak juga sih kan saya capekjadi ya mending
tidur aja.
Pukul 00.40 wib saya terbangun karena mendengar suara tetangga
sepercampingan saya lalu saya keluar bersama optymus(kamera saya) dengan
harapan mengabadikan malam tahun baru itu. Di luar tenda sudah ada mas
Ryan(dua”nya) menyalakan perapian, saya? Saya ya motret aja daripada ganggu
haha.
Lalu selang waktu mas Andre yang sedang memasak keluar dari tenda lalu
kamipun mengobrol. Sambil memotret asyik tetangga saya memakan masakan mereka
dan saya pun juga di tawari, mau gak mau tapi sebenarnya mau banget ya ikut
makan juga saya.hahaha.
Kab.Wonosobo from tent |
Pacar yang bangun sebentar |
Mas Rian dan Perapianya |
Hasil cahaya Perapian |
Moonshine |
Waktu meunjukan pukul 3.00
wib dan rombongan mas Andre bersiap-siap untuk melakukan summit attack,
rombongan saya? Masih tidur pulas dongse. Tapi sebelum summit attack saya
potret dulu mereka.
Lalu merekapun semmit pada pukul 03.30 lebih. Dan saya
membangunkan febri untuk mengajaknya summit juga tapi dia gak mau sih yasudah
saya kasih optymus buat dia saja kalau dia mau motret malam. Saya tidur dulu
deh..
Mas Rian, Mas Rian dan Mas Andree |
Tenda saya |
Udah segitu saja cerita
kali ini.. masih ada lanjutanya kok tapi di tunggu ya gaess…see
ya on the next article..